Sabtu, 02 Februari 2019

Surat Terakhir



Untuk kamu,
Yang diam-diam kutitipkan rindu pada semilir angin 
Yang diam-diam kutitipkan rasa pada rintik air hujan 
Yang diam-diam kutitipkan doa pada bintang yg bersinar terang

Terlalu banyak rasa yang tercampur baur mewarnai langkah kita,
Yang kemudian terkumpul menjadi satu titik cinta,
Cinta yang mungkin bagi kita tak tumbuh pada tempatnya,
Namun bertunas subur tanpa diminta,

Perasaan yang tiba-tiba datang bertamu,
Disaat hatiku sedang penuh dengan debam luka.
Aku tak ingin menyapa,
Tapi ternyata kedatangan itu perlahan menyembuhkan sedikit luka tanpa diminta.

Jika kamu tahu, apakah kamu akan bertanya mengapa orang itu adalah kamu?
Mengapa perasaan yg beranugerah dari Sang Pemilik Hati ini menjatuhkan namamu dalam hidupku.
Aku juga tidak tahu.

Kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta dengan siapa
Tapi, mencintai itu suatu keputusan,
Keputusan kita untuk tetap melanjutkan atau tidak,
Dengan syarat menerima segala konsekuensi yang bisa saja tidak seperti ekspektasi kita,
Menerima segala resiko yg akan dihadapi disepanjang perjalanan.
Dan yg paling utama adalah,
Apakah kita bisa mengendalikan perasaan itu,
Atau justru kita membiarkan perasaan itu mengendalikan kita,

Dan kini, biar kan aku menjalani ini dengan caraku,
Aku memang memilih membiarkan perasaan ini ada,
Tapi bukan berarti membuatku harus memiliki,
Aku tahu dari awal, cerita ini adalah sesuatu yang berat dan sulit untuk kita,
Butuh effort lebih untuk memungkinkan segala cerita tentang kita menjadi nyata,
Ada banyak resiko yg harus diambil dengan segala konsekuensinya,
Meskipun tak ada yang tak mungkin bagi-Nya,
Tapi, 
Aku lebih memilih untuk berdoa dan berharap untuk apa yg terbaik bagi kita masing-masing saja.

Melihatmu dan bertemu denganmu membuat aku sadar,
Bahwa begitu banyaknya Allah melalui waktuNya mengajariku banyak hal melalui kamu,
Tentang cara mendewasakan hati,
Dan tentang cara menyelami arti dari kata "mencintai"

Duhai kamu,
Jika kamu bertanya apa aku menyesal melalui berbagai proses ini,
Tentu saja tidak,
Hingga saat ini, meskipun dengan jalan yang berkerikil dan sedikit menyakitkan,
Aku semakin mengerti bahwa perjalanan ini dan kamu didalamnya adalah satu bagian puzzle yang harus kulalui untuk sampai ke tahap pendewasaan dalam memahami sebuah takdir

Pada akhirnya nanti, perjalanan ini cepat atau lambat pasti akan segera berakhir,
Entah dengan cara Allah menyatukan kita,
Atau dengan cara lain yg lebih baik yg tak kita sangka-sangka hadirnya,

Aku sudah berusaha dan berjuang segenap hati 
Berjuang dengan segala yang terbaik, 
Tapi sekali lagi,
Bukan aku yg mengatur skenario ini,
Selanjutnya biarlah Allah yang memainkan peranNya dalam menentukan takdir kita.

Hari ini, 3 tahun namamu membersamai perjalananku,
Nama yang entah mengapa muncul dengan tiba-tiba di kehidupanku.
Nama yang sampai sekarang ku tak mengerti mengapa menjadi sebegitu berartinya jika kudengar, 
yang mungkin kamu juga tak akan pernah mengerti bagaimana itu bermula.
Dan juga dirimu yang kemudian menjadi pemanis dalam hariku.

Ini adalah surat terakhir tentang cerita kita disini
Sudah berkali-kali aku menulis dengan topik yang sama,
Bukan bermaksud untuk mengikatmu dalam perasaanku,
Hanya saja menulis menjadikan kisah kita terasa hidup dalam bait kata-kataku,
Berkali-kali aku menulis cerita yang sama,
Dengan maksud sebagai penguatan, bahwa apa saja yg kurasakan dan kujalani hingga saat ini, 
Sewaktu-waktu pasti akan berakhir, dan tak kekal.
Sampai saat itu tiba, biarkan aku menulis dan mengikatmu hanya sebatas di dalam tulisan.

Nanti, 
Sampai saat aku telah mengerti dan memahami arti dari setiap langkah yang telah kulalui, 
dan sudah dengan sangat siap berjalan tanpa kamu didalamnya, 
ketika aku sudah belajar memahami dan mengerti apa yang paling baik dalam kehidupan kita,
Hingga saat itu tiba,
Kisah ini akan kututup dengan atau tanpa kamu di dalamnya,
Mengubah alur cerita ke arah yg lebih baik.

Sekarang aku hanya membiarkannya berjalan mengikuti waktu.
Berjalan mengikuti kemana takdir akan membawa cerita kita.
Kini, disini, hingga saat ini,
Kita tak pernah saling tahu apa yang ada di masing-masing hati kita,
Jika suatu saat kamu mengerti,
Semoga kamu bersedia menjadi pemilik tulisan ini.

Aku memang orang biasa dengan segala keterbatasan yang tak pernah bisa mengerti tentang kamu,
Namun orang biasa ini selalu mencoba untuk ada disaat kamu merasa hidup ini begitu sulit.

Aku memang orang asing yang harusnya tak perlu tahu segala ceritamu,
Namun orang asing ini selalu mencoba mencari tahu hanya agar bisa mencari celah untuk membuatmu tersenyum dengan apapun keadaan yang kamu lewati.

Pesanku,
Jadilah orang yang kuat utk apapun yang kamu hadapi,
besarkan Allah disetiap masalahmu yang besar.
Semuanya akan baik-baik saja, semua akan terselesaikan pada waktunya, 
Aku memang tak bisa ada,
Tapi Allah selalu ada.
Terima kasih untuk sepenggal waktumu yang telah kucuri tanpa kamu tahu.

Ini,
Surat terakhir ku,
Cerita selanjutnya biarkan kusimpan bersama langit,
Bersama Allah Sang Pemilik Hati,
Dengan pelan-pelan mencoba berjalan tanpa tulisan yang berbaku atas dirimu.