Sabtu, 11 Juli 2020

Belajar dari Kegagalan



Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku menemui sebuah kegagalan, tepat sehari sebelum ku menginjak usia 27 tahun. Sejak SD hingga kuliah, perjalanan pendidikanku selalu mulus dan halus tanpa rintangan, mau masuk ini, lulus. Ikut ini, lulus. Aku bahkan tak tahu jika ditanya sebuah kegagalan aku harus menceritakan apa, kecuali kegagalan cinta, eh.
Aku bukannya sombong, itu memang suatu  prestasi, tapi itu tidak selamanya merupakan sesuatu yang spesial, setidaknya menurutku sekarang. Justru hal itu yg membuat diriku secara kesiapan mental belum cukup mampu menerima kegagalan. Terbiasa dalam sesuatu yang nyaman tanpa rintangan membuat kita tidak belajar bersiaga untuk menghadapi sebuah kegagalan.

Hari ini aku bisa dibilang gagal lolos seleksi beasiswa S2, sebenarnya biasa saja bagiku karena masih banyak kesempatan lain yg jauh lebih baik yang menunggu. Dan aku baik-baik saja dengan itu, i'm okay and let's we try again someday. Karena sejujurnya aku juga bisa dibilang belum memiliki persiapan yang matang untuk melanjutkan kuliah, kemarin anggap saja sebagai  batu loncatan agar kupunya pengalaman mendaftar untuk kujadikan patokan untuk mendaftar lagi kedepannya.
Hanya saja yang tak biasa bagiku adalah, yang biasanya kudengar ucapan selamat berbalik menjadi ucapan jangan sedih ya, jangan berkecil hati ya, jangan menyesal ya, atau pandangan berbelas kasihan orang-orang, and i don't like that very much 😅.
Sebenarnya itu adalah hal yang baik, kalimat-kalimat penyemangat yang artinya orang-orang peduli dengan kita. Hanya sajaa aku tak terbiasa mendengarnya dan menghadapinya 😅 maafkan aku, jadinya kepikiran deh sekarang 😢

Karena semua itulah lalu aku menyadari satu hal, oh begini ternyata rasanya gagal lalu kecewa. Kita tidak selalu berada di atas dan menghadapi sebuah prestasi, maka kita juga harus bersiap diri menghadapi sebuah kegagalan. Kata mama, kesuksesan itu lebih terasa berharga nilainya jika kita jalani dengan proses yang tertatih-tatih. Lantas kita akan bersyukur karena kita telah berdiri di puncak dengan perjuangan yang butuh effort besar. Jika kita tidak menemui kegagalan, maka segala yang kita dapatkan tidak akan berbekas dan hilang begitu saja. Dan aku merasakan itu. Khususnya ketika kuliah, yang kujalani dengan setengah hati dan berleha-leha karena jalannya terasa mulus-mulus saja di awal masuk. Dasar aku 😣

Semoga kegagalan ini jadi alarm buatku ya, agar lebih memaknai arti sebuah perjuangan, soalnya kemarin daftar S2 nya ini juga setengah-setengah sih karena galau, jadinya beneran ga dapat kan 😅
Tak apa-apa anis, it's okay. Mari kita coba lagi dengan kesungguhan hati di kemudian hari. Lain kali mungkin niatnya juga perlu diperbaiki 🙃. Oh iya, selamat yang sudah lulus seleksi beasiswa S2, semoga dilancarkan segala galanya. Aamiin.

Btw, hari ini hari terakhir aku berdiri di usia 26 tahun, aku sudah semakin tua tapi tak ada pencapaian berarti yang kulakukan 😣. Semoga besok di usia yang baru banyak pencapaian besar yang bisa diraih ya. Menikah, pindah, sekolah, dan pencapaian2 bermanfaat lainnya. Aamiin. Syemangats aniss!