Sumber gambar : nasional.republika.co.id |
Beberapa hari ini aku selalu menanti datangnya hujan di bulan Ramadhan.
Salah satu waktu mustajab untuk kita berdoa.
Salah satu waktu mustajab untuk kita berdoa.
Aku selalu bahagia ketika hujan turun di malam hari, saat azan Isya berkumandang, lalu terus bergulir hingga tarawih berakhir.
Allah sedang menungguku untuk berdoa dengan kencang, senada dengan suara hujan yang kencang dan riuh membawa banyak doa penduduk bumi.
Beberapa hari ini aku selalu menunggu datangnya hujan di bulan Ramadhan.
Salah satu waktu dimana aku bisa menangis tersedu-sedu tanpa terdengar siapapun.
Menangis merengek meminta kepadaNya akan keinginan yang terbungkus di dalam doa.
Semakin deras hujan menghujam tanah, semakin deras air mataku melambungkan doa padaNya
Aku percaya hujan di Bulan Ramadhan akan membawa pesan-pesan kami pada Ia Sang Pemilik Bumi.
Keberkahan yang ada padanya berkali-kali lipat dimana ia jatuh di bulan yang penuh berkah ini, lalu kembali dengan membawa milyaran doa yang melangit bersama tiap tetesannya.
Termasuk doa-doaku.
Kutitip doa bersama rintik hujan.
Doa-doa yang kutahu tak hanya milikku saja.
Melambung ia mengangkasa, pecah bersama bintang-bintang, dan bersinar menyinari malam yang penuh kesyahduan memohon rahmat padaNya.
Semoga ia menjadi salah satu keberkahan dalam ramadhan ini.
Beberapa hari ini aku selalu menanti hujan di bulan Ramadhan.
Memandang rintiknya yang tenang dari balik jendela.
Mengusir kesunyian, menemani kesendirianku dari petakan kamar ini,
Terima kasih telah datang,
Hujan di Bulan Ramadhan.