Malam itu malam sabtu, aku seperti biasa nongkrong di sevel mantengin tugas ppds kelompok bareng olin.. #tsaah.. berasa gaul, padahal baru 2 kali juga.. haha..
Kami mengerjakan tugas di lantai atas karena tempatnya memang di desain cocok buat anak STIS, apalagi buat yang mau ngerjain tugas tapi ga ada tempat buat ngumpulnya, recommended di sini nih, seenggaknya cuma bermodal beli air doang puas-puas deh nongkrong bareng tugas tercinta di situ.. tenang, adem dan yang paling penting banyak colokan listrik dimana-mana buat anda yang punya laptop #agak ga penting sih. hehe
Eh, kok jadi promosiin sevel sih nih, back to topik..
Jadi malam itu seperti biasa di lantai atas sepi, sejauh mata memandang hanya aku dan olin yang berada di lantai atas bagian dalem, kalo yang di teras banyak sih, apalagi para kawula muda yang nongkrong-nongkong, atau teman-teman sekerjaan yang penat sehabis pulang kerja. Tak lama kemudian datang lah serombongan anak kecil, dan mereka duduk di meja sebelah kami. Awalnya aku acuh tak memperhatikan karena sibuk dengan syntax logic nya ppds yang terus menerus mempermainkan kami. Bayangkan sudah di otak-atik puluhan kali, sudah edit sana sini, tetap aja INVALID.. Pernah sekali berhasil, kami sudah menari-nari kesenangan, ketika mengentri anggota RT pertama, oke. yang kedua oke juga.. yee berhasil lagi, kami tertawa bangga. Tapi ketika entrian ke tiga, tadaaa.. balik error lagi, dan terpaksa di ubah lagi syntaxnya -___-"
Oh tugas ppds tega kali kau mempermainkan kami, ini sudah mau uas cepat kelar doong.. T.T
Eh kok jadi ngomongi tugas ppds sih, back to topic lagi..
Jadi karena sudah penat dengan permainan syntax ala ppds, akupun menyandarkan diri di kursi sambil memperhatikan keadaan sekitar, dan tiba-tiba mataku tertuju pada serombongan anak yang baru masuk tadi. Hey, ada sesuatu di sana yang membuatku tak bisa lepas mengawasi mereka. Iya sesuatu yang terus bergilir dari tangan mereka yang satu ke tangan mereka yang lain. Yaa, itu rokok. Astagfirullah, mereka sungguh sangat dini untuk mencicipi tembakau batangan itu. Mirisnya, di antara rombongan itu ada yang sangat kecil, mungkin umurnya kisaran 5 sampai 8 tahun gitu, ada sekitar 3 orang, lalu ada juga yang kayaknya 14 tahunan, yang jelas mereka masih belia-belia, kurang dari 17 tahun. Beraninya mereka udah merokok gitu, sok-sokan ngepulin asap kayak orang tua pula.. ckckck.. parah.
Trus beralih ke teras luar, lagi-lagi mata ini menangkap seseorang yang merokok, wanita pula cuy.. Aduhai, cantik nian, sayang kepulan asap dari sebatang rokok yang terjepit manis ditangannya membuat kecantikannya berasa tak berarti apa-apa..
Sungguh miris kehidupan sekarang, bahkan merokok jadi semacam ngetrend di berbagai kalangan, tak peduli anak-anak, dewasa, laki-laki maupun perempuan, semuanya sudah tak ada sungkannya menghisap batangan tembakau itu, sebenarnya lebih tepat menghisap racun yang disusun batangan itu.
Tidak sayangkah mereka dengan kesehatannya? apakah kesehatan sejati dapat digantikan oleh kepuasan sesaat menghisap rokok tersebut? Pikirkan jika umur masih terlampau dini, apakah yang akan terjadi 20, 30, bahkan sampai 40 tahun lagi? Akankah 40 tahun kemudian masih dapat dengan kerennya mengepulkan asap rokok seperti sekarang?
Wahai para adik-adik yang lucu nan manis..
masih ada permen manis yang dapat kalian emut dengan sepuas hati,
terbuat dari gula-gula, manis, semanis senyum kalian.
bukan rokok hambar, yang isinya adalah racun, mematikan.
Tak mengapa jika gigimu rusak krna manisnya permen, masih akan tumbuh gigi yang baru
dan kau dapat menyikatnya hingga ia bersih, sebersih yang kau mau.
namun jika paru-parumu rusak krna racunnya rokok, tak akan lagi tumbuh paru-paru yang baru,
dan kau tak dapat membersihkannya sebersih yang kau mau.
Tak mengapa paling sakit kau akan merasakan sakit gigi
daripada kau akan merasakan sakit di paru-paru berkepanjangan
.
Wahai adik-adikku yang menggemaskan..
Tidakkah kau tertarik dengan permen lolipop yang berwarna-warni, murah pula harganya.
Lantas mengapa kau masih memilih rokok yang warnanya kusam, mahal pula harganya.
Sayangilah dirimu adik--adikku, kalian generasi penerus bangsa,
pembela negara di generasi selanjutnya.
Tangan-tangan kecilmu lah yang kelak dapat menggenggam dunia
Jika kelak kau sakit dan lemah, lantas memeluk sebuah bola pun kau tak bisa,
bagaimana kau dapat memeluk bola dunia?
Teruntuk adik-adik calon tunas pembela bangsa..
Kami semua mencintaimu, untuk itu cintai juga dirimu sendiri. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar