Selasa, 05 November 2013

Belajar men"deadline"kan diri



Hai perkenalkan, aku adalah penulis masa depan. Jika suatu saat nanti Allah menakdirkan, aku akan menelurkan karya-karyaku, dan jika karyaku dipajang di etalase-etalase toko buku ternama, aku akan dengan bangganya berkata, "Ini karyaku lohh". Dan 10 orang pertama yang mengucapkan selamat, aku akan kasi potongan diskon 50% untuk tiap pembelian bukuku. Hihii...
Baiklah itu sedikit pembuka pada postingan kali ini. Mimpi yaa.. nggak, nggak mimpi, sengaja kutulis begitu, biar jika ada yang baca, mereka bisa mengamini impianku yang satu ini. aamiinnn..  Soalnya postingan kali ini akan berhubungan dengan impianku di atas, sekali lagi, yang baca tolong diaminin yaa.. hehe :D

Oke, Sebelumnya kuucapkan Selamat tahun baru Islam 1435 H. Sedikit mengambil tema dari rangkaian acara di Wish Muharram nih..
"It's Muharram, Let's Move On". Ayoo move on, move on dari yang yang negatif ke yang positif, Move on dari yang malas ke yang rajin, Pokoknya mari menghijrahkan diri ke keadaan yang lebih baik. ^^

Baik, masih dalam suasana move on, aku juga mau mencoba move on dari suatu hal yang kiranya menyangkarkanku dari impianku. Oke, seperti judul postingannya. Men"deadline" kan diri. Kalo dilihat secara umum, mendeadline kan diri itu bisa bermacam-macam, mendeadline kan diri dari tugas kuliah, mendeadlinekan diri dari amanah organisasi, dan bisa juga mendeadlinekan diri dari waktu tidur? hehe.. kayaknya yang akhir agak susah, apalagi buat para begadangers. 
Oke semuanya itu perlu, kita perlu mendeadline kan diri sendiri atau bahasa ringannya, membatasi waktu kita sendiri. Mungkin dalam beberapa hal, seperti tugas kuliah, amanah organisasi, itu semua sudah terjadwal deadlinenya masing-masing dari si pemberi tugas. Namun sebenarnya akan lebih baik jika kita membuat deadline waktu kita sendiri, misalnya deadlinenya 2 minggu lagi, ya mungkin kita bisa membuat deadline diri seminggu lagi. Positifnya mungkin biar ga dikejar-kejar deadline saat diujung, bisa santai, dan kalo ada salah bisa cepet dikoreksi. Tapi sebagian lebih senang menjadi manusia deadline alias H-1 deadline baru dikerjain, termasuk saya. hehe. Yah, sebenarnya wajar-wajar aja sih asalkan kerjaannya selesai, bahkan mungkin jika menjelang deadline berakhir biasanya ide malah mengalir lancar. Itulah real adanya The Power of kepepet. hehe.. Tapi juga gak boleh sering dibiasain, ga baik juga, apalagi saat udah H-1 ngerjain dan malangnya ga ada satupun yang bisa dikerjain. Nah looh! Dengan begini bukan berarti aku ga pernah ngalamin loh yaa, malah sering banget ngalami, sampai membuat terpuruk rasanya saat deadline sudah habis tapi tugas belum selesai. Cuma bisa nangis di pojokan meratapi nasib, huhu.. #lebay wkwkwk
Okee, kali ini aku ga akan membahas deadline diri secara luas. Cukup 1 pokok bahasan yang menurutku penting untukku, dan juga penting untuk pembelajaran bersama jika ada yang sehobi denganku. :D
Kali ini lebih menyangkut ke men deadline kan diri dalam penggarapan naskah cerpen. Okee, aku tipenya emang santai abis, bahkan kelewat santai, saat ada info lomba ini itu, ya udah, cuma info sebatas lewat aja, alias ga langsung dikerjain. Alasannya deadline masih panjanglah, belum nemu idelah, dan lain-lain. Yah, itu aku, jangan dicontoh. 
Dan aku sungguh menyadari bahwa bersantai ria dalam menunggu deadline itu teramat fatal hingga menyisihkan luka mendalam bagiku hingga sekarang. hiks hiks :'(
Yaa, aku akan berbagi sedikit cerita, sepertinya  aku sudah pernah menceritakan ini tapi tak apalah di repost lagi.
Jadi dulu di kampusku ada satu event besar yang diselenggarakan oleh Rohis di kampusku, namanya FISI, Festival Islam Ala Statistisi kepanjangannya. Rangkaian kegiatannya banyak sekali, bahkan berlangsung hingga sebulan. Dan di salah satu rangkaian kegiatannya ada lomba. Lombanya juga bermacam-macam, ada lomba masak, dekorasi kue, nasyid, LCC, cerpen dan masih banyak lagi. Fokus utamanya yaitu lomba cerpen. Jadi ketika tau bakal ada lomba cerpen, uh senengnya bukan main. Apalagi waktu tau 20 cerpen terbaik akan dibukukan, Aah, senangnya berkali-kali lipat. Dengan semangat 45, aku bertekad, pokoknya cerpenku harus menjadi salah satu bagian di buku itu. 
Oke, mulai proses penggarapan. Berhubung ide-ide lagi bergantung-gantung di kepala, mudah saja memulainya. satu paragraf, dua paragraf, dan akhir 1 halaman sudah hasil tulisanku malam itu. Berhubung waktu sudah larut dan besoknya kuliah sesi 1, kusudahi tulisanku ini. Biar gak lupa, kutulis ide-ide penting yang akan kutulis di waktu selanjutnya.
Lanjut cerita, dikampusku saat itu lagi padet-padetnya jadwal, baik akademik maupun non akademik, jadilah waktu untuk melanjutkan cerpen sedikit terhambat, tapi ya sudahlah, deadlinenya juga masih lama, pas kutanya sama PJ lombanya juga katanya baru dikit yang ngirim, yaudah santai aja. Dan waktu terus bergulir dan bergulir hingga akhirnya H-3 deadline. Aku kelabakan waktu ingat cerpenku masih terbengkalai ditengah jalan. Malam itu, dengan segenap hati, aku bertekad untuk menyelesaikan cerpen itu. Tapi, what? 1 jam, dua jam, dan berjam-jam berkutat di depan laptop, tak ada yang bergerak dari cerpen itu. Ideku mentok, no inspiration.. Memang sih ide-ide pokoknya udah kutulis, tinggal dikembangin, tapi untuk menyambungkan detail tiap cerita itu rasanya benar-benar blank, jadi yang bisa dilakukan cuma tulis hapus tulis hapus, begitu seterusnya hingga waktu menunjukkan lewat tengah malam. Okee, dan cerpenku tak bergerak sedikitpun dari semula, yaah, adalah nambah-namabah kata dikit, tapi ga nyampe 1 paragraf. Akhirnya cerpennya kutinggal tidur, berharap besoknya menemukan secuil inspirasi. Tapi tapi tapi.. 2 hari berikutnya ternyata kesibukan semakin menjadi-jadi, pulang dari kampus lanjut rapat sampai malem, pokoknya nyampe-nyampe udah langsung tepar, trus tidur.
Dan kasiannya naskah cerpenku sama sekali belum sempat kusentuh. Dan akhirnya, waktu deadline!!
Aku dengan kekecewaan menjadi-menjadi, merasa failed banget. Sedih sih iya, tapi ya udahlah, belum rezeki mungkin. Tapi tiap ada yang sedikit ngebahas tentang lomba cerpen itu apalagi ngomongin masalah diterbitkan dan sebagainya, rasanya ada jleb jleb gitu. Pengen nangis, pasalnya itu, aku melewatkan kesempatan langka untuk membukukan karyaku. Berhari-hari aku galau, ya mungkin ga keliatan di luar, tapi tapi.. T.T
Apalagi waktu acara puncak penutupan FISI, pas disebut nama-nama pemenang yang karyanya akan dibukukan. Ah, andai aja aku ga main-main sama waktu, setidaknya karyaku juga bisa ikut berpeluang untuk dibukukan bersama karya-karya mereka. Belum tentu menang juga sih, tapi setidaknya kan udah mencoba. Nah aku, belum mencoba apa-apa. Oke laah.. Anis, jadiin pelajaran buat ke depan. Oke siip, catet!
Nah, setahun telah berlalu. Hari ini, rangkaian acara FISI dimulai lagi, tapi berbeda nama menjadi Wish Muharram, namun kegiatannya tetap sama. Waktu acara grand openingnya tadi, secara resmi dilaunching juga buku karya sahabat-sahabat yang terpilih tahun lalu. Wah, pasti bangga banget. Kembali bernostalgia, andaikan tahun lalu aku bisa menjadi salah satu penulis di buku itu. Ah ya sudahlah sudah berlalu. Ayo move oon, move oon.. hehe..

Nah, itulah pentingnya mendeadlinekan diri. Kalo kata mbak salsabila, salah satu penulis ternama yang berhasil menelurkan banyak buku, "Buat dirimu merasa terancam dengan deadline yang kau buat".
Carilah sesuatu yang mampu membuat deadline dirimu benar-benar penting. Aku sekarang sedang dalam tahap mencoba untuk mendeadline kan diri sendiri. Positifnya, kita bisa belajar untuk mendisiplinkan diri sendiri. Mungkin lingkup kecilnya sekarang masih dalam sebatas penggarapan cerpen, namun lambat-laun jika dibiasakan bisa berpengaruh ke hal lain, seperti tugas, bahkan ke on time an dalam menghadiri sesuatu. Bismillah, mumpung masih di awal tahun Islam, mulai juga deh berbenah diri, move on seperti tema WM hari ini.

Oh iya, di Wish Muharram tahun ini juga ada lomba cerpen, nah, salah satu cara diriku men"deadline" kan diri yaitu dengan mendaftar langsung ke lomba. Nah kalo udah daftar kan otomatis mau ga mau selesai ga selesai ya mesti dibuat. Dan mungkin sekarang waktu masih sekitar 2 mingguan lagi, tapi aku ga mau kejadian tahun lalu terulang lagi, jadi sebisa mungkin di awal udah kuselesain, sekarang masih dalam proses, doain kelar yaa. aamiin.. :)

Jadi, sudah siapkan untuk mulai men"deadline"kan  diri? Yuk berubah ke arah yang lebih baik :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar