Karena sebuah tulisan mengungkapkan ribuan makna yang tak terucap dalam lisan.
Minggu, 16 September 2018
Diam-diam
Ada yang diam-diam,
Diam-diam memperhatikan saat kamu bekerja
Diam-diam melihat saat kamu berbicara
Diam-diam tertawa saat kamu bercanda
Diam-diam tersenyum saat kamu ada didepan mata
Ada yang diam-diam,
Diam-diam khawatir saat kamu terluka
Diam-diam bersedih saat kamu tak ceria
Diam-diam peduli saat kamu ada masalah
Diam-diam menangis saat kamu mulai tak ada
Ada yang diam-diam,
Diam-diam mencarimu untuk melepas rindu
Diam-diam menyusun kata untuk mulai berbicara
Diam-diam mencari alasan untuk sekedar berpapasan
Diam-diam mencari cerita untuk mendengar kamu bersuara
Diam-diam,
ternyata lebih sulit untuk diam daripada berbicara
lebih sulit untuk merasa tak ada apa-apa padahal nyatanya ada apa-apa
lebih sulit untuk biasa saja padahal sudah lama tak biasa
lebih sulit untuk tetap menyimpan daripada meluapkan
Diam-diam,
Sampai kapan harus diam-diam?
Kamu bertanya?
Tentu saja tak ada jawabnya
Sampai kita memilih untuk membakarnya menjadi abu,
atau menumbuhkannya menjadi tunas
Dan tetap saja diam-diam,
diam diam menguap dengan udara,
diam-diam bertumbuh, lalu menjadi pohon rimbun yang meneduhkan kita
Kamu, pilih yang mana?
Diam-diam,
Ada yang diam-diam,
Diam-diam jatuh hati,
Lalu diam-diam bertanya,
Apakah kamu juga demikian?
Diam-diam,
Pada akhirnya ada yang diam-diam,
Diam-diam menyadari,
Diam-diam menyimpan sendiri,
Diam-diam melangkahkan kaki dan berlari,
Karena tak ada lagi tempat disini,
Karena kamu tak lagi perlu, dan tak lagi peduli
Lalu kemudian pergi
Dan diam-diam berhenti mencintai.
Diam-diam,
Hatinya hidup dalam diam, dan kamu tetap diam.
Dan semua berakhir dalam diam.
Tapi tenang saja,
Yang diam-diam menyimpan,
Suatu saat mungkin akan bertemu dengan dia
Seseorang yang diam-diam memperjuangkan
Dan kisah mereka akan abadi dalam diamnya dunia,
Namun bergetar dan melangit di arsyNya Allah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar