Karena sebuah tulisan mengungkapkan ribuan makna yang tak terucap dalam lisan.
Senin, 08 Juli 2019
Gerimis di Bulan Juli
Akan kukenang,
Gerimis di bulan Juli,
Saat semesta menyatakan bahwa juli kita memang tak akan sama,
Saat langit menghapus jejak kita dengan rintik yang basah.
Akan kuingat,
Gerimis di bulan juli,
Saat malam menyenandungkan bahwa takdir kita tak saling terikat,
Saat angin meniup segala mimpi yang sempat kupeluk erat.
Akan kusimpan,
Gerimis di bulan Juli,
Dimana kutitipkan kisah yang tak akan pernah terjadi,
Kutitip cerita yang tak akan pernah bersuara,
Dan segala rencana indah yang ternyata hanya tersusun dalam dongeng semata.
Akan kupeluk segala mimpiku bersamamu,
Bersama gerimis yang membasahi kita,
Yang menguatkan dalam ketiadaan,
Yang menghujani segala kehampaan,
Lalu menghapus kamu dalam skenario kehidupanku.
Tak ada tanda,
Tak ada yang berkata,
Tak ada yang merealita,
Hanya gerimis yg menertawakan kita,
Yang di kala ini tak lagi bisa menjelma menjadi sepasang cerita nyata.
Lenyap, terhapus rintik hujan,
Bersama kamu yang enggan untuk singgah barang sebentar.
Akan kukenang,
Gerimis di bulan Juli,
Seperti kamu,
Yang saat ini datang membawa air mata,
Untuk menyadarkan dan menguatkan,
Masih ada juli lain yang lebih cerah,
Yang menunggu dengan senjanya yg menghangatkan.
Masih ada juli lain yang lebih berwarna,
Yang menunggu dengan hamparan bunga yang menawan.
Baiklah, aku akan berhenti.
Terima kasih sudah menjadi gerimisku,
Tuan Juli tercinta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar