Rabu, 15 Mei 2013

Dalam hembusan angin semu




Ketika kesempatan itu datang bagai angin
yang tanpa dipinta berhembus mengusap perlahan menggelitik roman.
Tetap saja tak terberi satu alasanpun untuk menerima kesempatan itu.
Berbagai buncahan seolah meratap
mendorong untuk menjawab kesempatan yang bahkan tak dapat ditemui di hari selanjutnya.
tangan sudah teruntai hendak menggapai, menggenggam, dan berkata, "ini hariku, ini waktuku."
Tapi keadaan seolah menepisnya menjauh,
mengerang dengan nada yang seolah memaksa untuk didengar
"Kesempatan itu hanya ilusi untukmu, ia akan hilang bersamaan dengan segunung asa yang kini sedang kau pertaruhkan. Sadarlah, ini bukan saatmu."
Mata ini seolah ingin ku pejamkan erat, telinga ini ingin ku tutup rapat-rapat,
tapi apalah daya jika semuanya memang tertakdir seperti itu.
ia akan tiba sesaat, hanya sesaat,
memberi sepercik harapan terang namun seketika akan lenyap saat pagi datang menjelang.
Sisanya, hanya berkas-berkas sinar yang akan hilang bagai pandangan semu.
ya, jadi nyatakah kesempatan itu?
mengapa ia selalu datang tapi selalu hilang?
Apakah aku yang harus meleburkan dalam sinar?
atau hanya hiburan hati yang meleleh dalam rona mentari pemikat?
Berbagai rasa sesal, kecewa menderu-deru bergemuruh dalam sanubari, kaki ingin melangkah.
Tak ada susah melangkah, tapi jalan yang tertambat di depan mata, ia bagaikan ada dan tiada.
Ingin rasanya berontak, jika memang tiada, tiadakan bahkan aurapun bahkan tak terasa.
Karena kesempatan dalam hembusan angin ini sungguh menyesakkan.
Ya, sungguh menyesakkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar