Senin, 31 Maret 2014

kau yang mengusik pagi






Dini hari, masih selalu sama..
Masih sama saat mata terbuka dan langit-langit kipas terayun di atas kepala
Masih sama saat tangan merasakan dinginnya gemericik air
Masih sama saat sujud menanti di atas sajadah
Masih sama saat tangan bersedekap dalam doa

Masih sama, hanya saja kini terselip sebuah kata asing dalam doaku
Kata yang entah kapan mulai masuk tanpa sadar dalam daftar doaku.

Hingga pagi menjelang, ia seharusnya masih tetap sama..
Masih sama saat tangan membuka pintu dan sinar matahari menantang dari atas balkon
Masih sama saat duduk menghela nafas memikirkan agenda yang seolah menari-nari di atas pusara kepala
Masih sama saat menghitung waktu yang terus beradu berlari seakan tak mau berhenti
Masih sama, hanya saja kini prosanya sedikit berbeda.
Kini di tiap mata terbuka, ada secuil rasa yang menempel di kepingan hati
beradu argumen dengan mesin otak yang ingin menolak dengan logika
secuil rasa yang bahkan entah kapan mulai tumbuh menjadi benalu yang menggelayut di pikiranku
menjadikan diri ini sebagai seorang melankolis dengan kotak sejuta harap
Menerka-nerka tiap sketsa kisah yang akan terlukis di sepanjang hari,
adakah terselip potongan gambar yang mengukir senyum simpul di wajah
adakah cerita hari ini terlukis dengan warna-warni yang indah
menerka, atau malah berharap, akan pemeran utama yang akan terlukis di sana..
hingga menjadikan pagiku berasa tak lagi sama

Untuk "kau" yang mengusik pagiku
Adakah pagi esok kau membawa seuntai cerita untuk kau tata dalam lukisan ceritaku?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar