Jumat, 04 Juli 2014

Gadis di Balik Cermin


Mata terpaku, bertemu di titik pencahayaan, menatap tajam
Gadis di balik cermin, ia meringis setengah tertawa
entah ekspresi bahagia atau derita
ia hanya berbicara pada ruang maya

lihatlah kau sekarang, 
kini kau adalah batu berlian, bercahaya dalam keramaian
masih ingatkah kau tentang cerita batu kerikil?
yang tak terjamah namun memberi arti?
si gadis mulai bercerita, bercerita dalam pandangan mata

ya, batu kerikil yang tak terjamah di pinggir jalan
ia tak terabaikan, namun adanya mampu jadikan pengingat
saat deru langkah berjalan, terburu dalam kesibukan
ia beri sedikit pelajaran, renungan di bawah keramaian
tersungkur dalam perjalanan, ia tak bermaksud untuk sakiti badan
hanya ingatkan, tanah tepat bersujud masih selalu ada saat kau jatuh, tapi kenapa kau lupakan?

ia mampu menjadi teman, saat gundah datang menerpa
hanya sekedar teman penghalau resah
ia temani walau hanya duduk bersandar, menjadi permainan si lima jari
tak masalah baginya, ia hanya tersenyum
walau tak berbagi cerita, namun hadirnya mampu temani kesendirian dan hapuskan kebosanan

si gadis meringis, namun tatapannya nanar
bahagiakah kau sekarang?
kini hadirmu terlihat, tak mengapa tak ada lagi cerita kerikil yang tak terjamah
seharusnya manfaat yang kau beri jauh lebih besar dari si kerikil
bukankah orang akan melakukan apa saja demi si batu berlian?
cara sang kerikil yang menyakitkan, karena ia tak terlihat hingga ia hadirkan cara lain agar orang-orang berpaling.
maka kini kau bersinar, serulah kebaikan dengan kemilaumu yang menyenangkan.

si gadis tersenyum, nanarnya meluruh dalam tatapan menghangatkan
sekarang kau tak lagi sendiri
bukankah batu berlian adalah teman yang menyenangkan?
siapa yang tak bahagia jika ada bersamanya?
maka buatlah manfaat akan hadirmu diantaranya
jika hadirnya kerikil hanya mampu tepiskan kegundahan dan kesendirian
maka buatlah hadirmu lebih dari itu, hadirkan kebahagiaan, tebar sejuta manfaat

Dia, si gadis dalam cermin, tersenyum lepas
layaknya terlepas dari kungkungan belenggu yang menggelisahkan jiwanya
maka matanya sekali lagi berbicara
biarkan aku tetap disini, memotret tiap kisahmu saat berpapasan denganku
maka saat kau datang dengan segala gelayut pikiran
lihatlah, aku, kau yang terpotret di dalam tiap waktumu.
maka akan kuhadirkan kisah yang akan kembali membawa semangat untukmu

karena aku adalah kau, aku adalah sisimu yang kau kunci dibalik cermin
bercerminlah pada dirimu, dan kembalilah memulai kisah, perbaiki diri dengan segala kesungguhan hati.
ya, karena aku adalah kau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar