Kamis, 14 Agustus 2014

Romansa Jarak dan Rindu


Beberapa waktu ini metafora jarak dan rindu sedang memuncak di beberapa sudut cerita.
Entah nuansanya yang mampu menggelitik keluar romansa hidup, atau kiasannya yang mampu menjadi pemanis dalam rangkaian kata.
Namun yang pasti, ia akan memulai filosofi kata indah yang terbentuk dari sekeping rasa yang tumbuh di jiwa.



Jarak dan rindu, sinerginya hadirkan ia bersama. Sama halnya dengan sinergi antara hujan dan pelangi.
Hadirnya menjadi alasan dibalik kehadiran yang lain. Hadirnya menjadi kisah indah yang mengundang kisah indah lain.
Seperti hujan yang menjadi alasan bagi pelangi untuk hadir menghiasi bumi.
Seperti itu pula jarak yang menjadi alasan bagi rindu untuk hadir melingkupi hari.

Jarak, mengapa ia dicipta?
Karena ia ingin berikan celah bagi rindu untuk bersemai.
Tanpa jarak, pertemuan akan terus berkata, lahir mengisi tiap waktu yang ada, menciptakan rasa yang menggelayut di jiwa, menghadirkan intensitas rutin kita di dalamnya.
Hingga pada masanya, pertemuan tak lagi menjadikan debaran ini nyata. Ia menjadi biasa, hanya sekedar pertemuan sambil lalu, tanpa bumbu, dalam diam dan gagu.
Pertemuan yang tak lagi menyajikan uniknya suatu rasa, pertemuan yang menjadikannya hanya sebuah ritual harian yang mengurung kita didalamnya.
Tanpa tahu rindu, tanpa tahu berharganya pertemuan di tiap waktu.

Maka jarak akan menjadi jeda antara pertemuan, ia ciptakan ladang untuk menyemai bibit rindu. Hingga saat pertemuan itu datang, ia akan menjadi sepetak waktu berharga, layaknya menuai panen rindu yang telah lama tertanam dalam waktu.

Begitu banyak rindu yang tersemai dalam lingkaran jarak yang membentang.
Rindu yang tersemai saat jarak menjadikan perpisahan antara orangtua dan buah hatinya demi menuntut ilmu.
Rindu yang tersemai saat jarak menjadi penghantar sebuah persahabatan yang akan memulai perjalanan masing-masing dalam meniti kesuksesan.
Ya, jarak yang menghantarkan rindu itu, ia akan indah saat waktu menggulirnya pada pertemuan.

Maka, jika seperti itu..
Apakah jarak yang membentangi kita sekarang, akan menyemaikan bibit rindu saat pertemuan hadir diantara kita?
Ya, kau.. yang namanya masih tersimpan di kotak misteri. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar