Sabtu, 25 November 2017

Jodoh (?)



Hari ini pengen ngebahas sesuatu yang agak berat, masalah takdir.
Hihi sok iya banget ya mau ngebahas takdir, padahal sedetik ke depan aja gatau takdir apa yang bakal datang. Tapi justru karena itu, mungkin ketika ditumpahkan di sini, segala takdir apapun yang akan dihadapi bakal lebih mudah diterima.

Setiap dari kita, pasti pernah bertanya-tanya tentang takdir.

Rabu, 08 November 2017

Hikmah dari Musibah



Welcome again.. hihi ^^
Udah lama banget rasanya nggak grasak grusuk di blog tentang cerita sehari-hari, mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang semakin hari semakin banyaaak terjadi dan bervariasi. Di scroll-scroll ternyata belakangan lebih banyak mosting tentang sajak dan puisi. Kenapa lebih sering mosting genre begituan? Soalnya tulisannya dikit, nggak banyak mikir, dan kalo nulis kejadian pribadi kayak gini nih biasanya panjaang banget dan waktunya kurang kalo cuma bentar (alesaaaan, padahal bilang aja lagi malas *ups ._. ) haha, sebenernya belakangan lebih berasa ngalir aja nulis genre begituan,  berasa lebih inspiratif dan puitis (cikiciw~~) makanya mesti disalurkan sebelum ide-idenya ilang haha (alesan lagi padahal wkwk). Okee case closed.

Bagaimana Jika





Bagaimana jika pada akhirnya angin terus berhembus dan musim terus berganti tapi daun tak lekas gugur?
Apakah kita masih akan berpegang pada usaha yang pada akhirnya tak bersinergi dengan waktu?

Bagaimana jika pada akhirnya sepasang merpati yang terus terbang bersama tapi tak lekas mencapai dahan pohon lalu terlepas dan jatuh terhempas batu karang?
Apakah kita masih percaya kekuatan cinta yang tak saling melepaskan?

Bagaimana jika pada akhirnya sekuntum mawar menjadi kerontang karena hujan tak kunjung datang?
Apakah kita masih percaya keajaiban menunggu tanpa batas waktu?

Bagaimana jika pada akhirnya pena terus berjalan lalu menghilang jejak pada guratan kertas putih tersapu air?
Apakah kita masih setia memberi tanpa khawatir dengan apa yang dapat kita miliki?

Bagaimana jika pada akhirnya layar bahtera yang kokoh tergerus di tengah samudra, terombang ambing terlahap ombak?
Apakah kita masih akan kuat bertahan meskipun hati berdebam luka?

Bagaimana jika pada akhirnya taman-taman yang dirawat dengan sepenuh hati lalu meranggas tanpa sisa dan tak pernah tumbuh lagi?
Apakah kita masih akan menggenggam erat perasaan meski tahu tak akan berbalas?

Apakah atas segala kejadian yang dengan mudah terjadi pada orang lain, namun tidak terjadi dengan kita,
akan menghentikan langkah kita untuk mengikuti kata hati?
Atau apakah segala peristiwa yang kita yakini sebagai peristiwa pahit,
akan membuahkan keputus asaan yang menggelayut jatuh memenuhi pikiran?

Dan pada akhirnya,
Bagaimana jika semua adalah takdir-Nya yang selalu kita hindari keberadaannya?
Apakah kita masih berhati keras dan memiliki daya untuk menolak?


Jumat, 01 September 2017

Jarak




Aku mencintaimu melalui angin yang berdesir, melalui kata bisu yg hanya dimengerti kalbu.

Aku mencintaimu melalui rembulan yg berbinar, melalui tatapan mata sayu yg redup termakan waktu.

Aku mencintaimu melalui tetesan embun pagi, melalui senyuman malu yang perlahan mulai hambar.

Aku mencintaimu melalui waktu yang merangkak maju, melalui setiap debaran hati yang tak pernah tersampaikan.

Aku kepadamu adalah sepasang bola mata, bersisian tapi tak pernah saling melihat.

Aku kepadamu adalah matahari kepada bumi, mencintai tapi tak bisa mendekat.

Kita berjarak, dan jarak itu sampai kapanpun tak pernah berkurang barang seinci pun.

Sampai nanti, sampai jarak telah membuat kita saling tak melihat, merentang batas yg tak bisa lagi kita lalui, maka sampai waktu itu izinkan aku hanya mencintai dengan caraku seperti ini.

.untuk kamu,


"Aku mencintaimu dengan cara berbahagia melihat kau bahagia. Semoga kamu sehat selalu."