"
Menulislah, maka kau akan dikenal dunia"
Sebuah quote yang selalu saya ingat dan menjadi motivasi saya untuk menjadi penulis. Setiap manusia akan kembali kepada Sang Pencipta jika tiba masanya, dan kemudian akan dilupa oleh orang-orang disekitarnya, terlebih orang-orang di generasi setelahnya. Maka jejak keberadaan kita semasa hiduplah yang akan menjadi penanda kehidupan kita kepada mereka, salah satunya melalui tulisan. Akan tetapi, salah satu masalah besar dalam menulis yaitu niat yang selalu datang dan pergi sesuka hati, dan tentu saja rasa malas akut yang menyerang membuat saya menjadi semakin jarang dan enggan menulis.
Beberapa bulan lalu, saya menemukan sebuah akun instagram yang menarik saya untuk mengetahuinya secara lebih dalam. Ialah akun Perempuan BPS Menulis (@perempuanbpsmenulis), yang saya yakini adalah suatu wadah yang didalamnya mungkin akan menjadi tempat sharing ilmu terkait masalah kepenulisan. Dan benar saja, beberapa waktu setelahnya, saya mendapat info bahwa akan ada kelas penulisan yang diadakan oleh perempuan BPS menulis yang terbagi menjadi 2 kelas, yakni kelas opini dan jurnal/karya tulis ilmiah dan kelas media sosial, dan pasca pendaftaran saya akhirnya masuk dan tergabung di kelas penulisan media sosial. Berada bersama para orang-orang hebat yang mungkin beberapa diantaranya sudah berkecimpung lebih lama di dunia penulisan dan orang-orang yang sudah mahir dan terkenal di dunia permedsosan menjadi kebanggaaan tersendiri berada di grup ini, semoga nanti kehebatannya menular ya, aamiin.
Kelas penulisan ini akan berlangsung selama 3 bulan yaitu di bulan Juli hingga September. Dan akan ada 4 kelas materi dengan masing-masing narasumber hebat yang telah dipersiapkan oleh admin grup. Kelas perdana dimulai pada tanggal 14 Juli 2018 dengan judul "Media Sosial dan Peranannya" bersama narasumbernya yang tentu saja hebat di bidangnya yaitu ibu Indah Julianti. Beliau merupakan Co-Founder Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan seorang penulis yang telah menelurkan banyak karyanya menjadi sebuah buku. Beliau juga aktif menulis di dunia media sosial dan tentu saja dengan tulisan positif dan inspiratif.
Adapun materi yang disampaikan beliau mengenai urgensi mengapa kita harus melek media sosial beserta pengaruhnya dan perannya bagi lembaga negara. Ya, seperti kita tahu bahwa zaman sekarang media sosial amat sangat menjamur di kalangan masyarakat. Segala informasi akan dengan mudah tersebar melalui media sosial, maka wajar media sosial mampu menjadi sarana yang sangat mudah untuk memviralkan sesuatu. Adapun tiga hal utama dari tujuan bersosial media yaitu sebagai sarana untuk personal branding, networking, dan sarana promosi, tentunya sarana promosi tulisan-tulisan yang sudah diciptakan (memang itukan tujuan utama penulis hihi). Dan kata beliau dari sekian mode tulisan percurhatan di sosial media, tulisan yang menduduki peringkat teratas di dunia permedsosan, yaitu curhat galau (Duh, saya merasa terpanggil ini hihi). Yaa sungguh banyak peran medsos, seperti instagram, facebook, twitter dan lain sebagainya yang menjadi tempat "perkenalan diri" kepada dunia luar, dan tentu saja harusnya hal-hal yang positif ya. Karena medsos kita bisa menjadi bumerang bagi diri kita sendiri jika disalahgunakan menjadi hal-hal yang tidak baik. Lanjut sebagai sarana promosi, apa peran media sosial bagi lembaga? Nah, sebagai bagian dari BPS, media sosial juga bisa menjadi wadah untuk memperkenalkan data kepada masyarakat, menjadi jembatan kita untuk menyalurkan berbagai informasi yang telah dikumpulkan BPS untuk dinikmati oleh masyarakat Indonesia serta sebagai sarana sosialisasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh BPS agar dapat diketahui oleh masyarakat. Dan itulah mengapa saya tertarik mengikuti kelas penulisan ini, dengan harapan nanti saya mampu menyumbangkan kontribusi saya dalam menulis hal yang berkaitan dengan BPS ini, khususnya dalam memasyarakatkan statistik bagi orang-orang yang awam akan data. Semoga ya. 😊
Kata Bu Indah, dalam mengelola media sosial, pertama dan paling penting adalah kita
harus tahu apa tujuan kita bermedia sosial dan apa yang kita harapkan
dari media sosial. Bermedsos juga harus serius dan jangan asal-asalan, harus rajin update, rutin, dan tentu saja jangan lupakan permainan dalam memilih kata-kata agar tulisan yang disajikan dapat menarik pembaca.
Nah, ada pertanyaan yang menarik dari sesi tanya jawab, bagaimana cara agar tulisan di media sosial kita menarik?
- Tulisan yang kita buat juga harus unik, yakni memiliki ciri khas tentang diri kita di mata pembaca
- Jangan terlalu panjang
- Membangun interaksi
- Gunakan image
Kata beliau, membuat tulisan di media sosial yang viral itu mudah, apalagi jika berhubungan dengan hal negatif. tapi viral secara positif itu harus dibangun dengan baik dan tidak bisa instan, dan pastinya harus kontinu dalam menulis. Mengapa viral positif tidak bisa instan? karena untuk menghasilkan konten yang tidak telupakan itu, konten yang dihasilkan harus unik, tidak memanipulasi dan harus positif. Dan bagaimana orang akan tertarik dengan tulisan kita jika kita hanya menulis sebulan sekali atau bahkan seperlunya saja, itupun kalau ingat. Dan bagaimana kita mengetahui respon positif dari tulisan kita jika kita tidak memulai menulisnya? *Duh jleb ya.
Daaan, kalimat beliau yang sangat menyentak saya yaitu "Tidak ada kata tidak bisa, yang ada itu mau dan tidak mau menulis. Kebanyakan sih tidak mau menulis karena berbagai alasan."
Intinya kita harus komitmen dan merutinkan menulis, mungkin seperti pepatah "ala bisa karena biasa". Ketika kita sudah terbiasa menulis, maka akan mudah bagi kita untuk menuangkan segala ide agar dapat menjadi tulisan yang awalnya biasa hingga berproses menjadi yang berbobot.
Dan begitulah sharing kelas pertama di grup penulisan ini. Cukup banyak ilmu yang dapat ditangkap khususnya dalam melecut diri untuk berkarya secara positif. Semangat berkarya! :)
Dan tunggu cerita di kelas selanjutnya ya :D
#perempuanbpsmenulis
#kelasmedsospbm
#badanpusatstatistik
#gerakancintadata
#menulisasyikdanbahagia