Kembali ke challenge yang sangat-sangat lama telah tertunda, haha. Duh janjinya ke diri sendiri udah dilanggar ya, dari yang katanya mau nulis tiap hari, jadi tertunda hampir mau sebulanan. Maafkaan, kerjaan di instansi ini buatku tak berkutik dan tak sempat melirik blog ini :').
Awalnya mau dihapus aja postingan challenge nya, tapi sayang, jadi yasudahlah, akhirnya tetap dilanjutin walaupun nggak intens dan bakal sering disisipi sama tulisan-tulisan lain yang duluan nyangkut di kepala buat ditulis hehe, padahal sama aja ya sama-sama tulisan. Tapi ya gimana, kadang ada yang tiba-tiba ngalir aja dan pengen langsung ditulis jadi ya langsung ditulis haha. Gapapa lah ya, sekarang prinsipnya tulislah apa yang ingin kamu tulis sebelum ia lari dari pikiran wkwk. Okee, maapkeun kalo kemarin-kemarin isi tulisannya prosa yang rada galau haha, bukan galau sih sebenernya, cuma ya gitu deh, If you know that, nulis sesuatu semacam romance itu semacam air yang ngalir aja tanpa perlu dipikir, lebih mudah ngebentuknya dan lebih dapat feelingnya, hoho, secara ku orangnya kayak judul di atas, drama queen, wkwk. Jadi ya tingkat khayalan masalah perasaannya tinggi hahaha.
Awalnya mau dihapus aja postingan challenge nya, tapi sayang, jadi yasudahlah, akhirnya tetap dilanjutin walaupun nggak intens dan bakal sering disisipi sama tulisan-tulisan lain yang duluan nyangkut di kepala buat ditulis hehe, padahal sama aja ya sama-sama tulisan. Tapi ya gimana, kadang ada yang tiba-tiba ngalir aja dan pengen langsung ditulis jadi ya langsung ditulis haha. Gapapa lah ya, sekarang prinsipnya tulislah apa yang ingin kamu tulis sebelum ia lari dari pikiran wkwk. Okee, maapkeun kalo kemarin-kemarin isi tulisannya prosa yang rada galau haha, bukan galau sih sebenernya, cuma ya gitu deh, If you know that, nulis sesuatu semacam romance itu semacam air yang ngalir aja tanpa perlu dipikir, lebih mudah ngebentuknya dan lebih dapat feelingnya, hoho, secara ku orangnya kayak judul di atas, drama queen, wkwk. Jadi ya tingkat khayalan masalah perasaannya tinggi hahaha.
Oke, sudah cukup intronya. Baiklah, kita masuk ke tulisan utamanya. Drama Queen, alias ratu drama, alias orang sensitifan dan baperable haha. Bukan maksudnya konteks bapernya melulu-tentang cinta-cintaan ya. Baper dalam konteks mudah banget sedih, mudah banget sensitif, mudah banget kepikiran sesuatu, atau bisa juga dibilang terlalu perasa atau terlalu peka. Saking pekanya, masalah siapa, urusan siapa, tapi yang mikirin siapa haha. Mungkin bagi yang sudah dekat denganku, atau orang-orang yang sudah sering menghabiskan waktunya denganku, menghabiskan sepanjang harinya bersamaku, pasti paham kenapa kata-kata ini bisa menjadi satu dari sekian judul inti di bab mengenai cerita tentangku.
Ya, dalam sehari-hari aku memang merupakan salah satu orang yang memiliki kesensitifan masalah perasaan dan pikiran yang tinggi haha. Maksudnya? Ya, orang-orang yang sesama sensitif pasti taulah ya gimana, selalu merasa diri kita bersalah tanpa alasan yang jelas, padahal mungkin orangnya selow aja, apa-apa dipikirin, hal kecil aja jadi beban pikiran, orang ngomong apa dipikirin, masalahnya orang jadi masuk masalah kita juga padahal mungkin orang yang dipikirin malah nggak peduli sama sekali, didiemin dikit nangis, dimarah apalagi. Ya susahlah pokoknya. Karena perasaannya yang bercampur aduk dan alur pikirannya terlalu sensitif alias berlebihan jadilah kehidupannya berasa drama haha. Ya, kayak drama-drama atau sinetron gitu, konfliknya banyak, masalahnya banyak, sedihnya banyak, padahal aslinya ya gak kayak gitu ._.
Yaa, i see i see.. Orang-orang yang gak paham pasti jengah atau bosen denger keluhan para ratu drama ini yang apa-apa dipikirin, yang mungkin dianggapnya "lebay" menanggapi masalah. Well, ku paham kok, paham banget perasaan orang-orang dikelilingku ini, makanya kubersyukur sekali dengan orang-orang disekelilingku yang selalu sabar dan sangat bersedia dipanasin kupingnya buat kucurhatin atau ku unek-unekin tentang apapun. Makasih yaaa :*
Sesungguhnya wahai teman-temanku yang budiman, aku nggak pernah meminta jadi orang yang sensitifan btw. Aku juga sama sekali gak pengen merasakan perasaan-perasaan kayak gini. Jika disuruh milih dan bisa, aku juga ga pengen jadi orang yang sensitifan dan baperan masalah lingkungan sekitar, nggak pengen pikiran-pikiranku dipenuhi dengan hal-hal receh yang harusnya nggak perlu masuk kepikiranku. Siapa coba yang senang pikirannya terbebani dengan banyak hal yang bahkan itu seharusnya tidak ada pengaruhnya dalam hidupnya, siapa coba yang senang tiap waktu memikirkan hal-hal yang membuatnya bersedih, murung, dan tumpahlah menjadi tangis, dan siapa yang nggak pengen hidupnya santai, bebas tanpa beban, dan nggak ada mikirin apa-apa kecuali tentang dirinya sendiri. Makanya ketika ada yang bilang "Kamu jangan terlalu sensitif lah, atau yaelah gitu doang dipikirin, atau ngapain sih kamu mikirin masalah orang lain, atau kamu nih hal sepele gitu doang juga dipermasalahin,cuek aja napa sih." Ku langsung sedih aja gitu, Andaikan ya, andaikan aja semua dengan mudah bisa kulakukan, segala hal semacam cuek dan lalala. Kadang aku sudah berusaha, tapi tetap aja, itu hanya bertahan di mulut doang, uda cuek? Iya cuek kok ini udahan. tapi nyatanya itu nggak bener-bener nyerap di hati, nyatanya hatinya masih ada ngeganjel boo, itu mah sama aja haha. Harusnya ada nih pelatihan dan treatmen menjadi cuek. Kalo ada aku mau lah ikut jadi peserta utama wkwk.
Sejujurnya, sifat seperti ini sedikit menyakitkan. Di saat orang lain tidak memikirkannya aku malah menjadikannya masalah besar dalam pikiranku. Jadinya apa? Ya tertekan. harus berkali-kali menghela napas biar plong. Fiuhhh. Masalah-masalah hush hush pergi, jangan gentayangan terus dipikiranku -_- *pffttttt
Tapiiii... aku tahu Allah tidak akan menciptakan sesuatu tanpa ada apapun kebaikan di dalamnya. Allah tahu batas kesanggupan beban yang dipikul hamba-Nya. Mungkin Allah hadirkan perasaan itu untuk menempaku untuk belajar mengatasi segala masalah untuk menaikkan level sabarku, atau mungkin bisa aja Allah hadirkan sifat ini, agar aku mampu mengelola dan mengendalikan emosiku, mungkin Allah jadikan aku dengan sifatku ini, agar aku dapat lebih peka terhadap sesama, lebih peduli pada lingkunganku, menjadi lebih dewasa dan lembut dalam bersikap (ngarepnya sih gitu wkwkwk). Yaa, semoga apapun pesan Allah melalui sifat ini, semoga tersampaikan dengan baik maksudnya dalam hidup ini.
"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" (QS.Al-Baqarah : 185)
"Allah tidak membebani sesuatu sesuai dengan kesanggupannya...." (QS.Al-Baqarah: 286)"
Dan ku sadari aku memang drama banget lah, haha. Udah banyak yang bilang sih, apa karena kebanyakan nonton drama dan sinetron ya ._. (Ah, tapi orang yang cuek-cuek itu juga pada demen nonton drama kok tapi biasa aja ._.) wkwk *intermezzo.
Btw, aku cuma salah satu makhluk-Nya dengan segala ketidak sempurnaanku. Jadi jika ada kekuranganku yang tentu saja sebenarnya ku tak ingin ada juga dalam diriku ini, yang tentunya masih banyak lagi kekurangan diluar sifat dramaku ini, jangan menjadi dasar untuk menjauhi atau membenci dan mengabaikanku. Aku cuma manusia yang sebisa mungkin menutupi apa adanya keterbatasanku sehingga tak melukai dan menyakiti siapapun. Jika ada hal tak berkenan dalam diriku, dirangkul aja dan dinasehati, jangan dibiarkan terperosok jadi semakin dalam. Aku akan sangat senang sekali. Apapun itu, jangan lepaskan aku sebagai seorang teman, ya :)
Btw terkait sifatku yang dramaan ini, kadang aku cuma butuh pendengar dan peramai suasana aja kok haha. Kalo udah keluar sensitif-sensitif dan baperan-baperannya, langsung ajak aja rame-ramean, pasti langsung ilang deh tuh bapernya hehe. Apalagi kalo diajak jalan-jalan wkwk :P
Dan spesial untuk para pendengar setiaku hingga saat ini, yang bersedia kujadikan tempat nyampah unek-unek gak jelas, terima kasih dari lubuk hati paling dalam, saranghaee *muaah
See the previous episode, This is Me part 1 :
https://catatanrintiksenja.blogspot.com/2018/07/this-is-me-little-anis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar